Sekilas.co – Drive By Animals (DBA) resmi merilis single terbaru berjudul “Semanggi 1999”, sebuah karya yang sarat makna sekaligus menjadi pengingat atas tragedi kemanusiaan di Indonesia. Lagu ini bukan sekadar karya musik, tetapi juga sebuah memoar personal yang berakar pada pengalaman pahit penciptanya, Bhusdeq, gitaris sekaligus vokalis Drive By Animals.
Kisah di balik lagu ini berangkat dari peristiwa Tragedi Semanggi II tahun 1999, ketika aparat keamanan menembaki massa aksi mahasiswa. Salah satu korban jiwa dalam tragedi itu adalah Yap Yun Hap, mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia angkatan 1996, yang juga merupakan kawan dekat Bhusdeq. Saat itu, Bhusdeq yang masih berstatus mahasiswa ikut serta dalam demonstrasi, dan harus menyaksikan langsung kawannya tertembak hingga kemudian dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo. Ia bahkan diminta dokter menjadi saksi dalam pembuatan pernyataan otopsi, sebuah pengalaman traumatis yang menurutnya tidak pernah hilang dari ingatan hingga kini.
Bhusdeq mengaku ide untuk menuliskan pengalaman kelam ini ke dalam lagu sudah lama muncul, namun baru terealisasi pada tahun 2025. Menurutnya, “Semanggi 1999” terasa sangat pribadi, sehingga ia memilih menggarapnya sendiri tanpa keterlibatan penuh personel lain DBA. Aransemen musik dibuat sederhana dan intim, didominasi instrumen gitar akustik, vokal, serta sentuhan cello yang mempertebal nuansa duka. Konsep ini dipilih agar pesan kesedihan, kehilangan, sekaligus penghormatan dapat tersampaikan lebih natural dan emosional.
Band Drive By Animals sendiri dibentuk pada tahun 2011 oleh Bhusdeq. Grup ini mengusung genre progressive rock dengan nuansa kritis dan sosial-politik dalam lirik-liriknya. Formasi DBA saat ini terdiri dari Bhusdeq (gitar/vokal), Ibnuthd (lead guitar), Febri (bass), dan Vely (drums). Sejak awal, DBA konsisten mengangkat isu-isu sosial melalui musik, menghadirkan lirik yang lugas, jujur, dan merefleksikan realitas masyarakat Indonesia.
Sebelum “Semanggi 1999”, DBA telah merilis empat single lain: “Semua Boleh Jadi Presiden” (2021), “Diorama (Akhir Periode Kedua)” (2024), “MasaHitam (Mati Susah Hidup Tak Mampu)” (Agustus 2025), dan “Oh Beraninya” (13 September 2025). Rangkaian single ini akan berlanjut menuju perilisan album perdana mereka pada 17 Oktober 2025, yang berisi total 11 lagu dengan tema-tema kuat seputar politik, sosial, dan kemanusiaan.
Lewat “Semanggi 1999”, Bhusdeq menegaskan bahwa lagu ini dipersembahkan bagi seluruh mahasiswa korban tragedi 1998–1999, keluarga mereka, serta para aktivis HAM yang tidak pernah berhenti menuntut keadilan. Ia menambahkan bahwa meski reformasi sudah berjalan lebih dari dua dekade, kasus pelanggaran HAM tersebut tak pernah benar-benar tuntas karena terbentur tembok hukum dan politik.





