Lir Ilir Meriahkan Panggung Asia Pacific Music Festival 2025

foto/istimewa

sekilas.co – Grup musik etnik Ki Ageng Ganjur dari Yogyakarta menampilkan lagu “Lir Ilir” karya Sunan Kalijaga di panggung Asia Pacific Music Festival (APMF) 2025 di Fujian, China.

Penampilan mereka di panggung APMF 2025 pada Sabtu (4/10) memukau penonton dari berbagai negara serta penyelenggara festival.

Baca juga:

“Penampilan yang menakjubkan dan menarik. Musiknya indah dan sangat mengesankan,” kata Ny. Liu, pengawas pelaksanaan APMF, sebagaimana dikutip dalam siaran pers yang diterima pada Senin.

Ki Ageng Ganjur menampilkan paduan musik tradisional Jawa dengan jazz dan blues yang didukung oleh gamelan, gitar, dan saksofon di panggung APMF 2025.

Lagu “Lir Ilir” dibawakan setelah penampilan komposisi “Sound of Peace” karya Dwiki Dharmawan, yang menggambarkan dialog musikal antara budaya Timur dan Barat.

Meskipun tidak memahami arti liriknya, para penonton menikmati lantunan lagu “Lir Ilir” sambil bergoyang mengikuti irama musik.

Selain membawakan lagu “Lir Ilir”, Ki Ageng Ganjur juga menampilkan medley lagu daerah serta lagu populer dunia seperti “Wind of Change”, “Sweet Child o’ Mine”, dan “Heal the World” dengan aransemen bernuansa etnik Nusantara.

Mereka turut membawakan lagu populer Tiongkok berjudul “Yue Liang Dai Biao Wo De Xin” dan “Tian Mi Mi” dengan iringan musik gamelan, suling, angklung, dan gendang.

Tn. Tao selaku Manajer Promosi APMF mengatakan bahwa kehadiran Ki Ageng Ganjur memberikan warna tersendiri pada festival tahun ini.

“Sentuhan etnik-tradisional yang dipadukan dengan komposisi modern membuat festival ini semakin beragam dan menarik,” katanya.

Tn. Li Pei Feng dari Cheng Ho Museum, selaku sponsor penampilan Ki Ageng Ganjur di APMF 2025, menyatakan bahwa pertunjukan grup tersebut telah menjadi jembatan budaya antara Indonesia dan China.

Ketua tim kebudayaan Ki Ageng Ganjur, Al-Zastrouw, tidak menyangka lagu-lagu tradisional Indonesia mendapat sambutan yang sangat meriah di pentas musik internasional.

“Ini membuktikan bahwa musik etnik bisa berdiri sejajar dengan musik dunia, asal dikemas secara kreatif dan inovatif,” katanya.

APMF diselenggarakan oleh Divisi Center for Asia Pacific Culture pada China International Communication Group (CICC) dengan dukungan dari Pemerintah Fujian. APMF 2025 diikuti oleh 20 kelompok musik dari negara-negara di kawasan Asia Pasifik.

Artikel Terkait