Sekilas.co – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Teuku Riefky Harsya menerima audiensi dengan jajaran Dewan Direksi Prambors untuk membicarakan peluang kolaborasi strategis dalam memajukan potensi kreatif Indonesia, khususnya di bidang musik dan industri radio. Pertemuan ini menjadi ruang diskusi mengenai bagaimana ekosistem musik Tanah Air dapat dipercepat akselerasinya, sekaligus diperkuat perannya dalam skala global.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Teuku Riefky menekankan bahwa fokus utama Kemenparekraf saat ini bukan hanya pada proses inkubasi talenta kreatif, melainkan juga pada upaya mempercepat langkah mereka agar mampu berkembang lebih luas.
“Semangat yang dimiliki oleh Kementerian Ekraf ialah kita justru berada di posisi akselerasi para pegiat ekraf, bukan hanya berfokus pada inkubasi. Akses untuk mereka bisa scale up, promosi, dan memperluas jejaring itu yang kita perkuat. Jadi bisa dibilang 80 persen energi kementerian ini fokus di accelerator,” ujar Teuku Riefky dalam siaran pers, Kamis (2/10/2025).
Lebih jauh, ia menegaskan bahwa musik Indonesia memiliki peluang yang sangat besar untuk menembus pasar global. Menurutnya, ekosistem hulu hingga hilir sudah terbentuk, tinggal membutuhkan orkestrasi agar berjalan lebih kokoh dan terintegrasi.
“Kita juga ingin musik Indonesia ini go global. Hulunya sudah jadi, hilirnya juga sudah terbentuk. Tinggal perlu diorkestrasi agar lebih kuat. Prinsipnya kita mau dorong supaya kolaborasi dengan industri radio juga terbangun, apalagi sekarang radio sudah ikut bertransformasi menyesuaikan era digital,” jelasnya.
Deputi Bidang Kreativitas Media Kemenparekraf, Agustini Rahayu, turut menambahkan bahwa pemerintah terus menempatkan ekonomi kreatif sebagai mesin penggerak baru pertumbuhan ekonomi nasional.
“Program kita adalah menjadikan ekonomi kreatif sebagai the new engine of growth yang dimulai dari daerah. Kalau daerahnya kuat, otomatis akan mengangkat ekosistem secara nasional,” ujarnya.
Dari pihak Prambors, dukungan terhadap musik Indonesia ditegaskan langsung oleh pendiri Prambors, Malik Sjafei. Menurutnya, musik menjadi inti utama industri Prambors, dan karena itu porsi besar diberikan untuk lagu-lagu karya musisi lokal.
“Materi utama industri kami adalah musik, dan kami memberikan porsi lebih untuk lagu-lagu Indonesia. Negeri ini kaya seni dengan keunikan genre dan ciri khas masing-masing yang bisa menjadi pembeda di kancah global,” kata Malik.
Sementara itu, Vice President sekaligus penyiar Prambors, Ilham Ramdana, melihat peluang besar bagi musik Indonesia untuk mendapatkan pengakuan global.
“Indonesia itu besar sekali dengan banyak musisi dari berbagai daerah. Setelah tren koplo, kini musik timuran juga berkembang pesat. Kami ingin menggaungkan musik Indonesia ke seluruh dunia agar bisa sejajar dengan genre global, mungkin bisa dikenal sebagai Indonesian Wave, Indonesian Beat, atau Indonesian Pop,” ungkapnya.
Ilham juga menyatakan kesiapan Prambors untuk bersinergi dengan Kemenparekraf dalam mendukung program akselerasi kreator lokal. Salah satu bentuk komitmennya adalah menghadirkan kompetisi siaran antar kampus sebagai ajang menjaring bibit-bibit muda penyiar yang potensial.
Audiensi ini turut dihadiri oleh President Director Prambors, Imansyah Iwoch. Dari pihak Kemenparekraf, Menteri Teuku Riefky hadir bersama Plt. Kepala Biro Komunikasi Kiagoos Irvan Faisal, Staf Khusus Bidang Komunikasi, Media, dan Pelayanan Publik Renada Bachtiar, Tenaga Ahli Bidang Media Rocklin Aprilius Anderson, Tenaga Ahli Bidang Isu Strategis Gemintang Kejora Mallaranggen, serta Direktur TV dan Radio Pupung Thariq Fadhillah.





